Sunday, January 16, 2011

About Us


Kisah Abg ngseks rame-rame seru banget di villa puncak. Villa itu punya tiga ruang tidur, tapi yang satu dipakai untuk menyimpani Barang-barang. Mulanya gue atur biar gue sama Vivie sekamar, Ricky Sama Alf di ruang tidur lain. Tapi saat gue beres-beres, Vivie masuk dan Bicara jika dia mau sekamar sama Si Alf. Gue terkejut juga, nekad juga Ini anak. Tapi gue pikir-pikir, kapan lagi gue dapat tidur sama-sama Si Ricky jika nggak di sini. Ya nggak perlu sampai gitu-gituan sih, Tapi kan asik juga jika dapat tidur sama-sama dia, mumpung jauh dari Papa dan nyokap-ku. Hehehe, mulai deh omes-ku keluar. Oke, akhirnya Gue setuju, satu ruang tidur buat Alf dan Vivie, satu ruang tidur lagi buat Ricky Sama gue.

Sore-sore kami makan sama-sama, terus menjelang malam, kami bakar jagung Di halaman. Asik juga malam-malam bakar jagung ditemani cowokku lagi. Wah, benar-benar suasananya mendukung. Hehehe, gue mulai mikir yang Macam-macam, tapi malu kan jika ketahuan sama Si Ricky. Makanya gue Tetap diam pura-pura biasa saja. Tapi Si Vivie kelihatannya memperhatikan Gue, dan dia tertawa ke gue, terus gilanya lagi, dia bicara gini, "Wah.. Kelihatannya suasana gini nggak bakalan ada di Bandung. Nggak Nikmat jika dilewatin gitu saja ya." gue telah melotot ke arah dia, Tapi dia malah nyengir-nyengir saja, malah dia tambahin lagi Omongannya yang gila benar itu, "Alf, kelihatannya di sini terlalu ramai, Kita jalan-jalan yuk!" gue telah nggak tahu harus apa, eh Si Alf juga Samanya, dia setuju sama ajakan Si Vivie, dan sebelum pergi di Bicara sama Ricky, "Nah, sekarang elu harus belajar bagaimana Caranya nahan diri jika elu hanya berdua sama gadis cantik seperti Si Selvie." gue hanya diam, malu juga dong disepet-sepet seperti gitu.

Gue lihati Si Alf sama Si Vivie, bukannya jalan-jalan malahan masuk Ke villa. Gue jadi nggak tahu harus ngapain, gue hanya diam, semoga Saja Ricky punya bahan omongan yang dapat diomongin. Eh, bukannya Bicara, dia malah diam juga, gue jadi benar-benar nggak ngerti. Apa gue Harus tetap begini atau nyari-nyari bahan omongan. Akhirnya gue nggak Tahan, baru saja gue mau bicara, eh.. Si Ricky mulai buka mulut, "Eh.. Kamu nggak dingin?" Duer.. Gue terkejut benar, nggak jadi deh gue Mau bicara, sebenernya gue memang mau bicara jika di sini itu Dingin dan gue mau ajak dia ke dalam. Tapi nggak jadi, gue nggak Sadar malah gue geleng-geleng kepala. Ricky bicara lagi, "Kalau Nggak dingin, mau dong kamu temenin gue di sini, tengok bulan dan Bintang, dan.. Bintang jatuh itu tengok..!" Ricky tiba-tiba teriak Sembari menunjuk ke langit. Akukontan berdiri terkejut sekali, bukan sama Bintang jatuhnya, tapi sama teriakan Si Ricky, aduh.. Malu benar Jadinya. Ricky ikutan berdiri, dia rangkul gue dari belakang, "Sorry, Gue nggak punya maksud ngagetin kamu. Hanya gue seneng saja dapat tengok Bintang jatuh sama-sama kamu."Aku hanya dapat diam, nggak biasanya Ricky Segini warm-nya sama gue. Dia malah nggak pernah peluk gue seerat ini Biasanya.

Gue lihat arlojiku, jam 11.00 malam. Kuajak Ricky ke Dalam, telah malam sekali. Dia setuju sekali, begitu masuk ke villa Kami disambut sama suara pecah dari lantai atas. Kontan saja kami Lari ke atas menyaksikan ada apa di atas. Ricky sampai duluan ke lantai Atas, dan di tertawa, terus dia ajak gue turun lagi, tapi gue masih Penasaran, memang ada apa di atas. Saat gue mau ketuk pintu ruang tidur Vivie, tiba-tiba ada teriakan halus, "Aw.. Ah.. Pelan-pelan donk!" Gila gue terkejut setengah mati, tapi tanganku sudahkeburu ngetuk pintu. Terus kedengaran suara gedubrak-gedubrak di dalam. Pintu dibuka Sedikit, Alf nongol sembari tertawa, "Sorry, ngeganggu kalian ya? Nggak ada apa-apa kok kami hanya.."Aku dorong pintunya sedikit, dan Gue tengok Si Vivie lagi sibuk nutupi badannya pakai selimut. Dia Tertawa, tapi mukanya merah benar, malu kali ya. Gue langsung Tertawa, "Ya telah, lanjutin saja, kami nggak keganggu kok."

Terus gue ajak Ricky ke bawah. Ricky tertawa, "Siapa coba yang nggak Dapat nahan diri, hehehe." Tiba-tiba ada sandal melayang ke arah Ricky, tapi dia langsung ngelak sembari tertawa, terus buru-buru lari Ke bawah. Gue ikut-ikutan lari sembari ketawa-ketiwi, dan kami berdua Duduk di sofa sembari mendengarkan musik di radio. Nggak lama Kedengaran lagi suara-suara dari atas.Gue nggak tahan dan langsung Nunduk menahan ketawa. Gila, bisa-bisanya mereka berdua meneruskan Juga olah raga malamnya, padahal telah jelas-jelas kepergok sama kami Berdua. Eh, di luar dugaan gue, Ricky bediri dan mengajakku slow- Dance, kebetulan musik di radio itu musik waktu Ricky ngajak gue jadian. Gue jadi ingat bagaimana deg-degannya saat Ricky bicara, dan Bagaimana gue akhirnya menerima dia setelah tiga bulan dia terus Nunggui gue. Ricky memang indah, dan dia benar-benar setia Menungguiku.

Selesai dance, Ricky tanya lagi, "Eh jika mereka berdua ketiduran, Gue tidur dimana? Memang tidur sama barang-barang? " gue malu sekali, Bagaimana ngomongnya. Tapi akhirnya akubuka mulut, "Kita.. Kita tidur Berdua." Wah lega sekali saat omongan itu telah keluar. Tapiaku Takut juga, bagaimana ya reaksi Si Ricky. Eh tahunya dia malah Tertawa, "Oke deh jika kamu nggak masalah. Sebenernya gue juga telah Ngantuk sih, gue tidur sekarang ya." gue jadi tidak benar tingkah, Ricky Naik ke lantai atas dan nggak sengaja gue panggil dia, "Eh.. Tunggu!" Ricky berbalik, dia tertawa, "Oke.. Oke.. Ayo naik, nggak baik anak Gadis sendirian malam-malam gini." gue sedikit canggung juga sih, Baru kali ini gue tidur seranjang sama pria, tapi lama-lama lenyap Juga. Kami berdua nggak ngapa-ngapain, hanya diam nggak dapat tidur. Dari ruang tidur sebelah masih kedengaran suara Vivie yang mendesah dan Menjerit, dan kelihatannya itu juga yang bikin Ricky terangsang. Dia Mulai berani remas-remas jariku. Gue sih nggak nolak, toh dia khan Cowokku. Tapi gue terkejut sekali, Ricky duduk terus sebelum gue tahu Apa yang bakal dia lakukan, bibirku telah dilumatnya. Gue mau nolak, Tapi kelihatannya tubuh malah kepingin. So, gue biarkan dia cium gue, Terus gue balas ciumannya yang semakin lama semakin buas.

Baru saja gue mulai nikmati bibirnya yang hangat di bibirku, gue Merasa ada yang meraba tubuhku, disusul remasan halus di dadaku. Gue Tahu itu Ricky, gue nggak menolak. Gue biarkan dia main-main sebentar Di sana. Ricky makin berani, dia angkat tubuhku dan diduduki di Pinggir ranjang. Dia cium gue sekali lagi, terus dia mau buka pakaian Tidurku. Gue tahan tangannya, ada sedikit penolakan di kepalaku, tapi Tubuhku kelihatannya telah kebelet ingin mencoba, seperti apa sih ngentot Itu. Akhirnya tanganku lemas, gue biarkan Ricky buka pakaianku, dia Juga buka baju dan celananya sendiri. Dia hanya menyisakan celana Dalam putihnya. Gue tengok kontolnya yang membayang di balik celana Dalamnya, tapi gue malu melihati lama-lama, so gue ganti tengok Badannya yang lumayan jadi. Mungkin karena olahraganya yang benar- Benar rajin. Gue nggak tahu apa gue dapat tahan memuaskan Ricky, soalnya gue tahu Sendiri bagaimana staminanya saat dia main bola. 2x45 menit dia Lari, dan dia selalu kuat sampai akhir. Gue nggak terbayang bagaimana Aksinya di ranjang, jangan-jangan gue harus menerima kocokannya2x45 Menit. Gila, jika gitu sih gue dapat pingsan.

Saat gue berhenti memikirkan stamina dia dan gue, gue baru sadar Jika bra-ku telah dilepasnya. Sekarang dadaku bugil bulat. Gue Malu setengah mati, mana Ricky mulai meremas dadaku lagi, yah Pokoknya gue nggak tahu harus bagaimana, gue hanya diam, merem siap Menerima apa saja yang bakal dia lakukan. Tiba-tiba remasan itu Berhenti, tapi ada sesuatu yang hangat di kurang lebih dadaku, terus Berhenti di putingku. Gue melek sebentar, Ricky asik menjilati Putingku sembari sesekali mengisap-ngisap. Gue makin malu, mana ini Baru pertama kali gue bugil di depan pria, apalagi dia bukan Adik atau kakakku. Wah benaran malu deh.

Lama-lama gue mulai dapat menikmati bagaimana enaknya permainan lidah Ricky di dadaku, gue mulai berani buka mata sembari menyaksikan bagaimana Ricky menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Tapi tiba-tiba gue dikagetkan Sesuatu yang menyentuh selangkanganku. Tepat di bagian memekku. Gue Nggak sadar mendesah panjang. Rupanya Ricky telah menelanjangiku Bulat-bulat. Kali ini jarinya mengelus-elus memekku yang telah basah Sekali. Dia masih terus menjilati pentil susuku yang telah mengeras Sebelum akhirnya dia pindah ke selangkanganku.

Gue menarik nafas dalam-dalam saat lidahnya yang basah dan hangat Pelan-pelan menyentuh memekku naik ke klitoris-ku, dan saat Lidahnya itu menyentuh klitoris-ku, gue nggak sadar mendesah lagi, Dan tanganku nggak sengaja menyenggol gelas di meja dekat ranjangku. Kemudian "Prang.." gelas akhirnya pecah juga. Ricky berhenti, kelihatannya Dia mau memberesi pecahan kacanya. Tapi entah kenapa, mungkin karena Gue telah larut dalam gairah birahi, gue malah pegang tangannya terus gue Menggeleng, "Barkan saja, nanti gue beresin. Lanjutin.. Please.." Sesudah itu gue tengok Ricky tertawa, terus diciumnya bibirku dan dia Melanjutkan permainannya di selangkanganku. Ricky benar-benar jago Mainkan lidahnya, benar-benar bikin gue merem-melek keenakan. Terus Di mulai melintir-melintir itilku pakai bibirnya. Gue kayak Kesetrum nggak tahan, tapi Ricky malah terus-terusan melintir- Melintiri "kacang"-ku itu. "Euh.. Ah.. Ah.. Ach.. Aw.." gue telah Nggak tahu bagaimana gue saat itu, yang terang mataku buram, semua Serasa mutar-mutar. Tubuhku lemas dan nafasku kayak orang baru lari Marathon. Gue benar-benar pusing, terus gue memejamkan mataku, ada Lonjakan-lonjakan enak di tubuhku mulai dari selangkanganku, ke Pinggul, dada dan akhirnya bikin tubuhku kejang-kejang tanpa dapat gue Kendalikan.

Gue coba atur nafasku, dan saat gue mulai tenang, gue buka mata, Ricky telah buka celana dalamnya, dan kontolnya yang nyaris maksimal Langsung berdiri di depan mukaku. Dia megangi batang kontolnya pakai Tangan kanannya, tangan kirinya membelai rambutku. Gue tahu dia mau Di-"karoake" -in, ada rasa jijik juga sih, tapi nggak adil dong, dia Telah muasin gue, masaaku tolak keinginannya. So gue buka mulutku, Gue jilat sedikit kepala kontolnya. Hangat dan bikin gue ketagihan. Gue mulai berani menjilat lagi, terus dan terus. Ricky duduk di Ranjang, kedua kakinya dibiarkan terlentang. Gue duduk di ranjang, Terus gue bungkuk sedikit, gue pegang batang kontolnya yang besarnya Lumayan itu pakai tangan kiriku, tangan kananku menahan tubuhku biar Nggak jatuh dan mulutku mulai bekerja.

Awalnya hanya menjilati, terus gue mulai emut kepala kontolnya, gue Hisap sedikit terus kumasukkan semuanya ke mulutku, ternyata nggak Masuk, kepala kontolnya telah menyodok ujung mulutku, tapi masih ada Sisa beberapa senti lagi. Gue nggak maksakan, gue gerakkan naik-turun Sembari gue hisap dan sesekali gue gosok batang kontolnya pakai tangan Kiriku. Ricky sepertiya puas juga sama permainanku, dia mrlihati Bagaimana gue meng-"karaoke" -in dia sembari sesekali membuka mulut Sembari sedikit berdesah. Kurang lebih 5 menit akhirnya Ricky nggak tahan, Dia berdiridan mendorong tubuhku ke ranjang sampai gue terlentang, Dibukanya pahaku agak lebar dandijilatnya sekali lagi memekku yang Telah kebanjiran. Terus dipegangnya kontolnya yang telah sampai ke Ukuran maksimal. Dia mengarahkan kontolnya ke memekku, tapi nggak Langsung dia masukan, dia gosok-gosokkan kepala kontolnya ke bibir Memekku, baru beberapa detik setelah itu dia dorong kontolnya ke dalam. Kayak ada sesuatu yang maksa masuk ke dalam memekku, menggesek Dindingnya yang telah dibasahi cairan vagina.

Memekku telah basah, tetap saja nggak semua kontol Ricky yang masuk. Dia nggak memaksa, dia hanya mengocok-ngocok kontolnya di situ-situ Juga. Gue mulai merem-melek lagi merasakan bagaimana kontolnya Menggosok-gosok dinding memekku, benar-benar enak. Saat gue asik Merem-melek, tiba-tiba kontol Ricky maksa masuk terus melesak ke dalam Memekku. "Aw.. Ah.." memekku perih bukan main dan gue teriak Menahan sakit. Ricky masih menghentak dua atau tiga kali lagi sebelum Akhirnya semua kontolnya masuk merobek selaput daraku. "Stt.. Tahan Sebentar ya, nanti juga sakitnya lenyap." Ricky membelai rambutku. Di Balik senyum nafsunya gue tahu ada rasa iba juga, karena itu gue Bertekad menahan rasa sakit itu, gue menggelengkan kepala, "Tidak apa- Apa.. Gue nggak apa-apa. Terusin saja.. Ah.."

Ricky mulai menggerakkan pinggangnya naik-turun. Kontolnya menggesek- Gesek memekku, awalnya perlahan terus makin lama makin cepat. Rasa Sakit dan perihnya setelah itu lenyap digantikan rasa enak luar biasa Setiap kali Ricky menusukkan kontolnya dan menarik kontolnya. Ricky Makin cepat dan makin keras mengocok memekku, gue sendiri telah Merem-melek nggak tahan merasakan enak yang terus-terusan mengalir Dari dalam memekku. "Tidak lama lagi.. Nggak bakalan lama lagi.." Ricky bicara di balik nafasnya yang telah nggak karuan sembari terus Mengocok memek gue. "Aku juga.. Ah.. Oh.. Sebentar lagi.. Ah.. Aw.. Juga.." gue bicara nggak terang sekali, tapi maksudnya gue mau Bicara jika gue juga telah nyaris sampai orgasme. Tiba-tiba Ricky Mencabut kontolnya dari memekku, dia tengkurapi gue, gue sendiri Telah lemas nggak tahu Ricky mau apa, tapi secara naluri gue angkat Pantatku ke atas, gue tahan pakai lututku dan kubuka pahaku sedikit. Tanganku menahan tubuhku biar nggak ambruk dan gue siap-siap Ditusukdari belakang.

Beneran saja Ricky memasukkan kontolnya ke memekku dari belakang, Terus dia kocok lagi memekku. Dari belakang kocokan Ricky nggak Terlalu keras, tapi makin cepat. Gue telah sekuat tenaga menahan Tubuhku biar nggak ambruk, dan gue rasakan tangan Ricky meremas-remas Dadaku dari belakang, terus jarinya menggosok-gosok pentil susuku, Bikin gue kayak diserang dari dua arah, depan dan belakang. Ricky Kembali mengeluarkan kontolnya dari memekku, kali ini dimasukkannya Ke anusku. Dia benar-benar memaksakan kontolnya masuk, tapi nggak Semuanya dapat masuk. Ricky kelihatannya nggak peduli, dia mengocok Anusku kayak mengocok memekku, kali ini hanya tangan kirinya yang Meremas dadaku, tangan kanannya sibuk main-main di selangkanganku, Dia masukkan jari tengahnya ke memekku dan jempolnya menggosoki Itilku.

Gue makin merem-melek, anusku dikocok-kocok, itilku digosok- Gosok, dadaku diremas-remas dan putingnya dipelintir-pelintir , terus Memekku dikocok-kocok juga pakai jari tengahnya. Gue benar-benar Nggak kuat lagi, akhirnya gue orgasme, dan gue merasakan Ricky juga Sampai orgasme, dari anusku kerasa ada cairan panas menyembur dari Kontol Ricky. Akhirnya gue ambruk juga, tubuhku lemas semua. Gue tengok Ricky juga ambruk, dia terlentang di sebelahku. Badannya basah karena Keringat terus, kupegang tubuhku, ternyata gue juga basah keringatan. Benar-benar kenikmatan yang luar biasa.Nggak tahu berapa lama gue Ketiduran, saat akhirnya gue buka mata. Gue tengok arloji, telah jam 2 Subuh. Leherku kering, tapi saat gue mau minum, gue ingat gelas di Kamarku telah pecah gara-gara kesenggol. Gue tengok ke lantai, banyak Pecahan kaca, terus gue ambil sapu, gue sapu dulu ke pinggir tembok. Gue turun ke bawah, maksudnya sih mau ambil minum di bawah, gue masih Bugil sih, tapi gue cuek saja. Gue pikir si Alf pasti masih tidur Soalnya dia pasti capai juga olah raga malam sama-sama Si Vivie.

Gue turun dan mengambil air dingin di kulkas. Kebetulan villanya Vivie lumayan mewah, ada kulkas dan TV. Gue ambil sebotol Aqua, terus Sembari jalan gue minum. Gue duduk di sofa, rencananya sih gue hanya Mau duduk-duduk sebentar soalnya di ruang tidur panas sekali. Nggak tahu Kenapa, tapi gue akhirnya ketiduran dan saat gue buka mata gue terkejut Setengah mati. Gue lihatSi Alf dengan santainya turun dari tangga Langsung menuju kulkas, kelihatannya mau minum juga. Gue nggak ngerti harus menutupi tubuhku pakai apa, tapi gue telat Si Alf Telah membalik duluan dan dia melongo menyaksikan gue bugil di Depannya. Dia masih melihatiku saat gue menutupi selangkanganku Pakai tangan, tapi gue sadar sekarang dadaku tampak, makanya Tanganku pindah lagi ke dada, terus pindah lagi ke bawah, gue benar- Benar nggak ngerti harus bagaimana, gue malu setengah mati.

Alf akhirnya berbalik, "Sorry, gue pikir kamu masih tidur di ruang tidur. Jadi.. Jadi.." "Tidak apa-apa, ini salahku." Gue masih mencari-cari sesuatu untuk menutupi tubuhku yang bugil Polos, saat akhirnya gue juga sadar jika Alf juga bugil. Kelihatannya dia pikir gue masih di ruang tidur sama Si Ricky, makanya dia Cuek saja turun ke bawah. Gue pikir telah telat untuk malu, toh Alf telah melihatku dari atas sampai ke bawah polos tanpa sehelai Benangpun, apalagi gue telah nggak virgin lagi, so malu apa. Cuek Saja lah. "Kamu telah boleh balik, gue nggak apa-apa." gue mengambil Remot TV terus menyalakan TV. Gue setel VCD, gue pikir baik juga gue Rileks sebentar sembari melihat TV. Alf juga kelihatannya telah cuek, dia Berbalik tapi nggak lagi melongo melihatiku bugil, dia duduk Sembari ikut melihat TV.

Gilanya yang gue setel malah VCD bokep. Tapi telah tanggung, gue tonton Saja, peduli amat apa kata Si Alf, yang penting gue dapat istirahat Sembari melihat TV. "Bagaimana semalem?" gue buka percakapan dengan Alf. Dia berbalik, "Hebat, Vivie benar-benar luar biasa." Alf telah dapat tertawa kayak biasanya. Gue mengangguk, "Ricky juga luar biasa, gue nyaris pingsan dibikinnya." Alf tertawa lagi, kemudian kami ngobrol sembari sesekali menengok TV. Kelihatannya nggak mungkin ada pria yang tahan ngobrol tanpa mikirin apa- Apa sama gadis yang lagi bugil, apalagi sembari melihat film bokep. Tiap kali bicara gue tahu mata Alf selalu nyasar ke bawah, ka dadaku Yang memang lumayan menggoda. Gue nggak memuji sendiri, tapi memang Dadaku cukup oke, ranum menggoda, bahkan lebih cantik dari kepunyaan Vivie, itu sebabnya Alf nggak berhenti-berhenti melihati dadaku jika Ada kesempatan. Ada sedikit rasa bangga juga dibalik rasa maluku, dan Sekilas kulihat kontol Alf yang mulai tegang. Gue tertawa dan Kelihatannya Alf tahu apa yang gue pikirkan.

Dia pegang tanganku, "Boleh gue pegang, itu juga jika kamu nggak Keberatan." Wah berani juga dia, gue jadi sedikit tersanjung, terus Gue mengangguk. Alf pindah ke sebelahku, dia peluk gue dan tangannya Mulai remas-remas dadaku. Awalnya dia sedikit bimbang, tapi Begitu tahu jika gue nggak nolak dia mulai berani dan makin lama Makin berani, dan jarinya mulai nakal memelintir pentil susuku. Gue Mulai merem-melek sembari memutar tubuhku. Sekarang gue duduk di paha Alf berhadap-hadapan. Alf langsung menyambar putingku dan lidahnya Langsung beraksi. Gue sendiri telah kebawa gairah birahi, gue mulai mengocok Kontolnya pakai tanganku dan kelihatannya Alf juga puas dengan Permainanku. Gue mulai terbawa gairah birahi, dan gue telah nggak peduli apa Yang dia lakukan, yang terang nikmat buatku.

Alf menggendongku, kupikir mau dibawa ke ruang tidur mandi, soalnya ruang tidur Di atas ada Vivie sama Ricky, tapi tebakanku keliru. Dia malah Menggendongku ke luar, ke halaman villa. Gue terkejut juga, bagaimana Jika ada yang tengok kami bugil di luar. Tapi begitu Alf buka Pintu luar, gue menyaksikan di seberang villa, sepasang cowok-cewek lagi Sibuk ngentot. Gadis itu mendesah-desah sembari sesekali berteriak. Gue tengok lagi ke sekitarnya, ternyata banyak juga yang ngentot di Sana. Rupanya villa-villa di kurang lebih sini memang tempatnya orang- Orang ngentot. "Bagaimana? Kita kalahkan mereka?" Alf tertawa sembari Menggendongku. Gue ikutan tertawa, "Siapa takut?" terus Alf Meniduriku di rumput. Dingin juga sisa air hujan yang masih membasahi Rumput, punggungku dingin dan basah tapi dadaku lebih basah lagi sama Liurnya Si Alf. Udara di luar itu benar-benar dingin, telah di Pegunungan, subuh-subuh lagi. Wah nggak terbayang bagaimana dinginnya Deh. Tapi lama-lama rasa dingin itu lenyap, gue malah makin panas dan Gairah birahi, apalagi Alf jago benar mainkan lidahnya. Sayup-sayup gue Mendengarkan suara gadis dari villa seberang yang telah nggak karuan Dan nggak ada iramanya. Gue makin gairah birahi lagi mendengarnya, tapi Alf Kelihatannya lebih gairah birahi lagi, dia itu kayak orang kelaparan yang Seolah bakal nelan dua gunung kembarku bulat-bulat.

Lama juga Alf main-main sama dadaku, dan akhirnya dia pegang kontolnya Minta gue meng-"karaokei" -in itu kontol yang besarnya lumayan juga. Gara-gara tadi malam gue telah mencoba meng-"karaokei" -in kontol Ricky, sekarang gue jadi kecanduan, gue jadi gembira juga meng- "karaoke"-in kontol, apalagi jika besarnya lumayan kayak punya Si Alf. Makanya nggak usah disuruh dua kali, langsung saja gue caplok Itu kontol. Gue nggak mau kalah sama permainan dia di dadaku, gue Hisap itu kontol kuat-kuat sampai kepalanya jadi ungu sekali. Terus Kujilati mulai dari kepalanya sampai batang dan pelirnya juga nggak Ketinggalan. Kulihat Alf melihati bagaimana gue main di bawah sana. Sesekali dia Buka mulut sembari berdesah menahan enak. Gue belum puas juga, Kukocok batang kontolnya pakai tanganku dan kuhisap-hisap kepalanya Sembari kujilati pelan-pelan. Alf merem-melek juga dan nggak lama dia Telah nggak tahan lagi, kelihatannya sih mau keluar, makanya dia cepat- Cepat melepaskan kontolnya dari mulutku. Gue tahu dia nggak mau Selesai cepat-cepat, makanya gue nggak ngotot meng-"karaoke" -in Kontolnya lagi.

Alf sengaja membiarkan kontolnya istirahat sebentar, dia suruh gue Terlentang sembari mengangkang. Gue menurut saja, gue tahu Alf jago Mainkan lidahnya, makanya gue gembira sekali saat dia mulai jilati Bibir memekku yang telah basah sekali. Benar saja, baru sebentaraku Telah dibikin merem-melek gara-gara lidahnya yang jago sekali itu. Kelihatannya habis semua bagian memekku disapu lidahnya, mulai dari Bibirnya, itilku, sedikit ke dalam ke daerah dinding dalam, Sampai anusku juga nggak ketinggalan dia jilati.

Gue dengarkan, kelihatannya pasangan di seberang telah selesai main, Soalnya telah nggak kedengaran lagi suaranya, tapi saat gue tengok ke Sana, gue terkejut. Gadis itu lagi meng-"karaoke" -in pria, tapi bukan Pria yang tadi. Pria yang tadi ngentot sama dia lagimembersihkan Kontolnya, mungkin dia telah puas. Sekarang gadis itu lagi meng- "karaoke"-in pria lain, lebih tinggi dari pria yang tadi. Gila juga Itu gadis ngentot sama dua pria sekaligus. Tapi gue tarik lagi Omonganku, soalnya gue ingat-ingat, gue juga sama saja sama dia. Baru Selesai sama Ricky, sekarang sama Alf. Wah ternyata gue juga sama Gilanya. Gue tertawa sebentar, tapi terus merem-melek lagi saat Alf Mulai melintir-melintir itilku pakai bibirnya.

Alf benar-benar ahli, nggak lama gue telah mulai pusing, gue tengok Bintang di langit jadi tambah banyak dan kelihatannya mutar-mutar di Kepalaku. Gue benar-benar nggak dapat ngontrol tubuhku. Ada semacam Setrum dari selangkanganku yang terus-terusan bikin gue gila. "Ah.. Ah.. Alf.. Ah.. Berhenti dulu Alf.. Ah.. Ah.. Shh.." gue nggak tahan Sama puncak nafsuku sendiri. Tapi Alf malah terus-terusan melintir- Melintir itilku. Gue benar-benar nggak tahan lagi, gue kejang- Kejang kayak orang ayan, tapi sudahnya benar-benar nikmat sekali, Beberapa menit lewat, semua tubuhku masih lemas, tapi gue tahu ini Belum selesai.

Sekarang bagianku bikin Alf merem-melek, makanya gue paksakan duduk Dan mulai menungging di depan Alf. Alf sendiri kelihatannya memang Telah nggak tahan ingin mengeluarkan maninya, dia nggak menunggu lama Lagi, langsung dia tusukkan itu kontol ke memekku. Ada sedikit rasa Sakit tapi nggak sesakit pertama memekku dimasukkan kontol Ricky. Alf Nggak menunggu lama lagi, dia langsung mengocok memekku dan Tangannya nggak diam, langsung disambarnya dadaku yang makin ranum Karena gue menungging. Diremasnya sembari dipelintir-pelintir Putingnya. Gue nggak tahan digituin, apalagi tubuhku masih lemas, Tanganku lemas sekali, untuk menahan hentakan-hentakan saat Alf Menyodokkan kontolnya saja telah nggak kuat. Gue ambruk ke tanah, tapi Alf masih terus mengocokku, dari belakang.

"Ah.. Euh.. Ah.. Aw.." gue hanya dapat mendesah setiap kali Alf Menyodokkan kontolnya ke memekku. Gue coba mengangkat tubuhku tapi Gue nggak kuat, akhirnya gue menyerah, gue biarkan tubuhku ambruk Kayak gitu. Alf memutarkan tubuhku, terus disodoknya lagi memekku Dari depan. Gue telah nggak dapat ngapa-ngapain, setiap kali Alf Menyodokkan kontolnya selain dinding memekku yang tergesek, Itilku juga tergesek-gesek, makanya gue makin lemas dan merem- Melek keenakan.

Alf memegang kaki kiriku, terus diangkatnya ke bahu kanannya, terus Dia mengangkat kaki kananku, diangkatnya ke bahu kirinya. Gue diam Saja, nggak dapat menolak, posisi apa yang dia ingin terserah, Pokoknya gue ingin cepat-cepat disodok lagi. Gue nggak tahan ingin Langsung dikocok. Ternyata keinginanku terkabul, Alf menyodokku lagi, Kakiku dua-duanya terangkat, mengangkang lagi, makanya memekku Terbuka lebih lebar dan Alf makin leluasa mengocok-ngocokkan Kontolnya. Memekku diaduk-aduk dan gue bahkan telah nggak dapat lagi Berdesah, gue hanya dapat buka mulut tapi nggak ada suara yang keluar.

"Aku mau keluar, gue mau keluar.." Alf membisikkan sembari ngos-ngosan Dan masih terus mengocokku. "Jangan di.. Jangan di dalam. Ah.. Ah.. Oh.. Gue.. Gue nggak mau.. Hamil." Gue hanya dapat bicara gitu, seenggannya maksud gue bicara gitu, gue Nggak tahu apa suaraku keluar atau nggak, pokoknya gue telah usaha, Itu juga telah gue paksa-paksakan. Gue tidaktahu apa Alf ngerti apa Yang gue omongin, tapi yang terang dia masih terus mengocokku.

Baru beberapa detik lewat, dia mencabut kontolnya, kakiku langsung Ambruk ke tanah. Alf mengangkang di perutku, dan dia selipkan Kontolnya ke sela-sela dadaku yang telah ranum sekali soalnya gue Telah dipuncak gairah birahi. Kujepit kontolnya pakai dadaku, dan Alf mengocok- Ngocok seolah masih di dalam memekku. Nggak lama maninya menyembur ke Muka dan sisanya di dadaku. Gue sendiri orgasme lagi, kulepaskan Tanganku dari dadaku, maninya mengalir ke leherku, dan sperma yang di Pipiku mengalir ke mulutku. Gue bahkan nggak dapat menutup mulutku, Gue terlalu lemas. Gue biarkan saja maninya masuk dan gue telan saja Sekalian.

Belum habis lemasku, Alf telah menempelkan kontolnya ke bibirku. Gue Memaksakan menjilati kontolnya sampai bersih terus gue telan sisa Maninya. Alf menggendongku ke dalam, terus dia membaringkanku di Sofa. Gue lemas sekali makanya gue nggak ingat lagi apa yang terjadi Selanjutnya. Yang terang baru jam 8.00 gue baru buka mata. Begitu gue Buka mata, gue sadar gue masih bugil. Gue memaksakan duduk, dan Gue terkejut kenapa gue ada di ruang tidur Vivie. Terus yang bikin gue lebih Terkejut lagi, gue tengok sebelah kiriku Alf masih tidur sedangkan di Kananku Ricky juga masih tidur. Mereka berdua juga masih bugil Kayak gue.

Belum habis kagetku, Vivie keluar dari ruang tidur mandi di kamarku, dia Lagi mengeringkan rambutnya dan sama-sama masih bugil. Baru Akhirnya gue tahu jika semalam Vivie buka mata dan menyaksikan gue lagi nge- Sex sama Alf. Dia sih nggak marah, soalnya yang penting buat dia Alf Cinta sama dia, soal Alf memuaskan gairah birahi sama siapa, nggak masalah Buat dia. Ternyata Vivie menyaksikan dari jendela bagaimana gue sama Alf Ngentot dan Ricky yang juga buka mata subuh-subuh terkejut menyaksikan gue lagi Ngentot sama Alf. Dia keluar ruang tidur, kelihatannya mau menyaksikan apa benar Gue lagi ngentot sama Alf, tapi dia sempat menengok ke ruang tidur sebelah Dan menyaksikan Vivie yang lagi melihat gue sama Alf ngentot dari jendela. Ricky langsung bisa ide, so dia masuk ke dalam dan mengajak Vivie Ngentot juga. Singkat kisah mereka akhirnya ngentot juga di ruang tidur. Dan saat gue sama Alf selesai, Alf menggendongku ke atas dan menyaksikan Ricky sama Vivie baru saja selesai ngentot. Makanya kami berempat Akhirnya tidur sama-sama di kamarnya bugil bulat.

Hehehe, nggak masalah, kami berempat malah makin dekat. Nanti malam Juga kami bakalan nge-sexlagi berempat, nggak masalah buat gue Ricky Atau Alf yang jadi pasanganku, yang penting gue puas. Nggak masalah Siapa yang muasin gue. Kayak rencana kami semula, malam itu juga kami ngentot berempat Sama-sama. Asik juga sekali-kali ngentot sama-sama kayak gitu. Ricky masih tetap oke walaupun dia telah ngocok Vivie duluan. Gue Masih kewalahan menghadapi kontolnya yang memang gila itu. Alf juga Nggak kalah, biarkan dia masih ngos-ngosan saat selesai ngocok gue, Dia langsung sambar Vivie yang juga baru selesai sama Ricky. Terus Kami ngentot lagi sampai akhirnya sama-sama puas. Gue puas sekali, Soalnya baru kali ini gue dipuasi dua pria sekaligus tanpa jeda. Baru saja selesai satu, yang satunya telah menyodok-nyodok kontolnya Ke memekku. Pokoknya benar-benar puas sekali deh gue.

Masuk ke kisah, malam ini kami rencana nggak akan ngentot lagi, Soalnya telah capai sekali dua hari gituan melulu. Makanya Ricky sama Alf langsung menghilang begitu matahari mulai teduh. Mereka sih pasti Main bola lagi, nggak bakalan jauh dari itu. Vivie menghabiskan Waktunya di villa, kelihatannya dia capai sekali, nyaris seharian dia di Ruang tidur. Gue jadi bosan sendirian, makanya gue putuskan gue mau jalan- Jalan. Kebetulan di dekat situ ada air terjun kecil. Akurencana mau Menghabiskan hari ini berendam di sana, biar tubuhku segar lagi dan Siap tempur lagi. Gue nggak langsung ke air terjun, gue jalan-jalan Dulu mengelilingi kompleks villa itu. Besar juga, dan villanya keren- Oke. Ada yang mirip kastil segala. Sepanjang jalan gue ketemu Lumayan banyak orang, rata-rata sih orang-orang yang memang lagi Menghabiskan saat di villa kurang lebih sini. Nyaris semua orang yang Ketemu melihati gue. Dari mulai pria oke yang adadi halaman Villanya, om-om genit yang sibuk menggodai gadis yang lewat sampai Tukang kebun di villa juga melihati gue. Gue sih hanya tertawa saja Membalas mata-mata keranjang mereka.

Nggak aneh sih jika mereka melihatiku, masalahnya gue memang pakai Baju pas-pasan, atasanku kaos putih punyanya Si Vivie yang kesempitan Soalnya kamarku dikunci dan kuncinya terbawa Ricky. Gue malas mencari Dia, makanya gue pakai saja kaos Si Vivie yang ada di meja setrika. Itu juga gue nggak pakai bra, soalnya bra Vivie itu sempit sekali di Gue. Memang sih dadaku jadi tampak nonjol sekali dan putingnya Tampak dari balik kaos sempit itu, tapi gue cuek saja, siapa yang Malu, ini kan kawasan villa buat ngentot, jadi suka-suka gue dong.

Oh ya gue jadi lupa, bawahan gue lebih gila lagi. Gue nggak tega Membangunkan Vivie hanya untuk minjam celana atau rok, kebenaran saja Ada Samping Bali pengasih Ricky bulan kemudian, ya gue pakai saja. Gue Ikat di kananku, tapi tiap kali gue melangkah, paha kananku jadi Terbuka, ya cuek saja lah. Apa salahnya sih memarkan apa yang baik Yang gue punya, benar nggak? Singkat kisah, gue sampai ke air terjun kecil itu. Gue jalan-jalan Mencari tempat yang nikmat buat berendam. Kaosku mulai basah dan dadaku Makin terang tampak, apalagi Samping yang gue pakai, telah basah Benar-benar kena cipratan air terjun. Nikmat juga sih segar, tapi lama- Lama makin susah jalannya, soalnya Samping gue jadi sering keinjak. Gue jadi ingin cepat-cepat berendam, soalnya segar sekali airnya, dan Saat gue menemui tempat yang nikmat, gue siap-siap berendam, gue lepas Sandalku. Tapi saat gue mau melepas Samping-ku tiba-tiba ada tangan Yang memegang bahuku, gue berbalik ternyata seorang pria menodongi Pisau lipat ke leherku. Gue terkejut camput takut, tapi secara naluri Gue diam saja, salah-salah leherku nanti digoroknya.

"Mau.. Mau apa lo ke gue?" gue tanya ke orang yang lagi nodong pisau Ke gue. Gue nggak berani tengok mukanya, soalnya gue takut sekali. Ternyata pria itu nggak sendiri, seorang temannyamuncul dari balik Batu, rupanya mereka memang telah ngincar gue dari tadi. Temannya itu Langsung buka baju dan celana jeans-nya. Gue tebak jika mereka mau Memperkosa gue. Ternyata tebakanku benar, orang yang menodongi pisau Ngomong, "Sekarang lo buka semua baju lo, cepet sebelum kesabaran gue Habis!" gue jadi ingat bagaimana korban-korban perkosaan yang Akulihat di TV, gue jadi ngeri. Jangan-jangan begitu mereka selesai Perkosa gue, gue dibunuh. Makanya gue beranikan diri bicara jika Gue nggak keberatan muasin mereka asal mereka nggak bunuh gue.

"Oke.. Oke, gue buka baju. Kalem saja, gue nggak masalah muasin elu Berdua, tapi nggak usah pakai nodong segala dong." gue berusaha Bicara, padahal gue lagi takut setengah mati. Orang yang nodongin Pisau malah membentak gue, "Goblok, mana ada gadis mau diperkosa, elu Jangan macem-macem ya!" gue makin takut, tapi otakku langsung Bekerja, "Santai dong, emangnya gue berani pakai baju ginian jika Gue nggak siap diperkosa orang? Lagian apa gue dapat lari pakai Samping seperti ginian?" Kedua orang itu melihati gue, terus akhirnya Pisau itu dilipat lagi. Gue lega setengah mati, tapi ini belum Selesai, gue masih harus puasin mereka dulu.

Gue mulai buka Samping-ku, "Maunya bagaimana, berdua sekaligus atau Satu-satu?" Orang yang tadi nodongin pisau menyaksikan ke orang yang Satunya, "Eloe dulu deh. Gue lagi nggak begitu mood." Temannya Mengangguk-angguk dan langsung mencaplok bibirku. Gue lihat-lihat, Cakep juga nih orang. Gue balas ciumannya, dia kelihatannya mulai Lebih halus, pelan-pelan dia remas dadaku dan tahu-tahu gue telah Ditiduri di atas batu yang lumayan besar. Dia nggak langsung main Sodok, dia lebih gembira main-main sama dadaku, makanya gue jadi lebih Rileks, so gue dapat menikmati permainannya.

"Ah.. Yeah.. Ah.. Siapa.. Siapa nama loe?" gue tanya dibalik desahan- Desahanku menahan enak. Dia tertawa, mirip sekali Si Alf, dia terus Membuka celana dalam birunya, dan kontolnya yang telah tegang sekali Langsung nongol kayak telah nggak sabar ingin menyodokku. Nggak Usah disuruh, gue langsung jongkok, tanganku memegang batangnya dan Ternyata masih menyisa kurang lebih 5 - 7 senti. Gue jilat kepala kontolnya Terus gue kulum-kulum kontolnya. Dia mulai menikmati permainanku, "Oke.. Terus.. Terus.. Yeah.." Ternyata ada juga pria yang suka Berdesah-desah seperti gitu jika lagi ngentot. Gue berhenti sebentar, "Belum dijawab?" "Oh, sorry. Nama gue Jeff." Dia menjawab sembari terus merem-melek menikmati kontolnya yang gue Kulum dan kuhisap-hisap. Kulihat-lihat kelihatannya gue kenal suaranya. "Elo tinggal di sini juga ya, elu yang lusa kemarin ng***** di Halaman villa?" Jeff terkejut juga saat gue bicara gitu. "Memang elu tahu dari mana?" Gue tertawa terus gue teruskan lagi menghisap kontolnya yang telah Basah sekali sama liurku.

Gue berhenti lagi sebentar, "Gue tengok elu. Gila lu ya! Berdua Ng*****in gadis, keliatannya masih kecil lagi." Jeff tertawa, "Itu Adik kelas gue, dia baru 15 tahun, tapi bodinya oke sekali. Gue Ajakin ke sini, dan gue ***** sama-sama Si Lex. Dia sendiri kelihatannya Suka digituin sama kami berdua." gue nggak meneruskan lagi, gue Berhenti dan langsung cari posisi yang nikmat buat nungging. Jeff Mengerti maksudku, dia langsung menyodok kontolnya ke memekku sama-sama Sama suara eranganku. Terus dia mulai mengocok, mulanya sih pelan- Pelan terus tambah cepat. Terus dan terus, gue mulai merem-melek Dibikinnya. Terus dia cabut kontolnya, gue digendong dan dia masukkan Kontolnya lagi ke memekku. Terus dia mengocok gue sembari bediri, Kayak gaya ngocoknya Tom Cruise di film Jerry Maguire. Memekku Kayak ditusuk-tusuk keras sekali dan gue makin merem-melek Dibuatnya. Dan akhirnya gue nggak tahan lagi, gue kejang-kejang dan Gue menjerit panjang. Pandanganku kabur, dan gue pusing. Gue nyaris Saja jatuh jika Jeff nggak cepat-cepat memegangi pinggangku.

Gue lagi nikmati puncak kepuasanku, tiba-tiba seorang sedang Mendekatiku, kelihatannya sekarang dia gairah birahi sekali gara-gara Mendengarkan desahan-desahanku. Dia telah bugil dan kontolnya Telah tegang sekali. Gue tahu dari mukanya jika dia sedikit kasar, Makanya gue nggak banyak cing-cong lagi, gue langsung maksakan buka mata Dan jongkok meng-"karaoke" -in kontolnya. Kontolnya sih nggak besar- Besar sekali, tapi gue ngeri juga menyaksikan otot-otot di kurang lebih paha Dan pantatnya. Jangan-jangan dia jika ngocok sekeras-kerasnya. Bisa- Dapat memekku jebol.

Lama juga gue meng-"karaoke" -in kontolnya, dan akhirnya dia suruh gue Berhenti. Gue menurut saja, dan langsung ambil posisi menungging. Gue Telah pasrah jika dia bakal menyodok-nyodok memekku, tapi kali ini Tebakanku tidak benar. Dia nggak masukkan kontolnya ke memekku, tapi Langsung ke anusku. "Ah.. Aduh.." anusku sakit soalnya sama sekali Nggak ada persiapan. Tapi rupanya Lex nggak peduli, dia tetap Maksakan kontolnya masuk dan memang akhirnya masuk juga. Walaupun Kontolnya kecil tapi jika dipakai nyodok anus sih ya sakit juga. Benar dugaan gue, dia jika nyodok keras sekali terus nggak pakai Pemanasan-pemanasan dulu, langsung kecepatan tinggi. Gue hanya dapat Pasrah sembari menahan perih di anusku. Dadaku goyang-goyang tiap kali Dia menyodok anusku, dan kelihatannya itu membuat dia makin gairah birahi. Dia Tambah kecepatan dan mulai meremas dadaku.

Benar-benar kontras, dia mengocok anusku cepat dan keras, tapi dia Meremas dadaku halus sekali dan sesekali melintir-melintir putingnya. Mendadak rasa sakit di anusku lenyap, gue mulai merasakan nikmatnya Permainan tangannya di dadaku. Belum habis gue nikmati dadaku diremas- Remas, tangan kirinya turun ke memekku dan langsung menyambar Itilku, mulai dari digosok-gosok sampai dipelintir-pelintir . Rasa Sakit kocokannya telah benar-benar lenyap, sekarang gue hanya Merasakan nikmatnya semua tubuhku.

Gue mulai merem-melek kegilaan dan akhirnya gue sampai ke puncak yang Kedua kalinya hari itu, dan bersamaan puncak kenikmatanku, gue Merasakan cairan hangat menyembur di anusku, gue tahu Lex juga telah Sampai puncak dan gue telah lemas sekali, akhirnya gue ambruk. Mungkin gue kecapaian soalnya tiga hari ini gue terus-terusan Mengocok, nggak sama satu orang lagi, selalu berdua. Gue masih sempat Tengok Jeff menggendong gue sebelum akhirnya gue pingsan. Gue nggak Tahu gue dimana, tapi saat gue buka mata, gue terkejut menyaksikan Ricky lagi Mengocok gadis. Gadis itu sendiri sibuk mengulum-ngulum kontolnya Alf. Gue paksakan berdiri, dan saat gue tengok di sofa sebelah, ada Pemandangan yang nyaris sama, bedanya Jeff yang lagi sibuk mengocok Gadis dan gue lihat-lihat ternyata gadis itu Vivie. Vivie juga sibuk Mengulum-ngulum kontol Lex. Gue jadi nggak ngerti, tapi gue tetap diam Sampai mereka selesai main. 100 COMMENTS LABELS: ABG, kisah DEWASA TERBARU, RAME RAME